Jun 1, 2012

are you really ready to travel?




Sabtu siang kemarin saya dan he-should-not-be-named(anymore) terlibat obrolan yang cukup seru mengenai jalan-jalan atau bahasa tren-nya travelling. Sibuk naming the places we ever been, yaaaa...saya harus mengaku kalah dengan dia yang sudah berhasil mengunjungi Raja Ampat!!!D*mn!But, bukan itu poinnya.. Point is what's gonna happen if you're travel with the wrong person.

Mungkin untuk travelling emang yang paling bener dan menyenangkan adalah bersama para sahabat arau teman dekat yaaa pastinya bisa bikin hubungan tambah akrab. Biasa kelakuan aneh dan unik mereka akan semakin terlihat dan that's bitter and sweet. People said, kita baru akan benar - benar tau tingkah laku seseorang itu kalo udah pernah travel "susah" bareng- bareng. And thats affirmative!!! Singkat cerita saya pernah traveling bersama seseorang yang entah kenapa sampai sekarang saya masih menganggap dia tidak akan pernah berhasil untuk traveling sendirian -ya kalo pada akhirnya dia berhasil, that'll be GREAT-. Akan sangat menyusahkan dan merepotkan kalo traveling sama orang yang nyusahin hahahaa...in other word,spoiled!Jadi, singkat cerita teman saya ini sifat manja nya kebangetan, padahal dia jauh lebih tua dari saya, jadilah ketika mengunjungi suatu tempat dia keukeuh minta makanan yang cocok di lidah, air mandi yang super bersih, transportasi yang memadai yang bernama mobil harus slalu stand by dan dia sangaaaat mudah changing mood.Kalo traveling, usahakan sebisa mungkin jauh - jauh dari tipe ini, its totally gonna ruin your mood. You come for holiday not to take care some kindergarten student. :) Kalo udah gini, hal yang mungkin bisa dilakukan hanya (terpaksa) bersabar.


Beda cerita dengan pengalaman teman obrol saya, ketika ia mendapat kesempatan langka untuk bertugas ke Sorong, tanpa buang waktu ia langsung curi kesempatan untuk mengunjungi Raja Ampat. Kebetulan, karena ia bertugas sendiri, maka dia bergabung dengan turis lain yang ingin ke tujuan yang sama. Dengan kata lain, dia berangkat traveling dengan orang yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya. Thats kinda fun and..scary at the same time. Tapi yaaa karena dia laki-laki dan menurut saya laki - laki lebih mudah dalam bergaul, maka dengan nekat dan tekad yang bulat pun dia berangkat. Bergabung dengan 4 orang lainnya dalam 1 grup pastinya membuat dia memiliki 4 teman baru, yang 2 pasangan dari Austria, yang 2 lagi merupakan turis lokal dari Surabaya. Menurutnya, berkelana dengan orang yang ga kita kenal itu sebenarnya menyenangkan, karena obrolan penuh basa basi dan saling berbagi cerita akan dapat mengalir. Namun, jika kebetulan dapat orang yang kurang fun, akan sangat menyebalkan. Seperti, 2 pasang bule itu sangat akrab mengobrol dengannya dan berbagi cerita tentang pantai - pantai di Indonesia, sedangkan yang 2 dari lokal sangat tidak bersahabt dan susah untuk diajak bicara. Yaaa,mungkin mereka benar benar ingin liburan sendirian tanpa gangguan :).Tapi ujung-ujung dari komunikasi satu arah itu adalah, yang lain akan dirugikan ketika si guide kesusahan buat nyari si lokal setelah acara free selesai, akibatnya kapal pulang jadi terlambat hampir 3 jam.


Intinya sih, kalo kita mau travelling bareng sama temen-temen, sebisa mungkin kasih gambaran jelas tentang situasi tempat yang bakal dikunjungi. Entah itu situasi yang menyenangkan,banyak fasilitas dan akomodasi gampang, atau bahkan tempat yang akomodasi nya sangat terbatas dan penuh kemakluman :) Or you'll end up listening their whiny hehehe