Mar 17, 2016

the power of compliment

Jangan meremehkan kekuatan sebuah pujian.

Sedikit cerita, hari itu saya sedang baper se-baper baper nya ke si bos. Padahal, menurut tim saya termasuk orang yang paling deket dan paling bsia nge-handle moody nya si bos. Sebenernya kebaperan ini udah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu sih, tepatnya sejak dia "terpaksa" menjabat posisi yang ditinggalkan om Jo. Secara langsung ga langsung ini tentunya sangat berefek ke kinerja dan koordinasi tim, tapi ya dengan upaya optimal, syukurnya kerjaan dan program program yang sudah direncanakan tetap bisa berjalan. Selama ini memang kebaperan ini saya simpan untuk konsumsi sendiri saja, karena yaaaaa, buat apa sih kesusahan dan kesensian lo dibagi bagi...jangan jangan nantinya malah bikin orang lain susah. Tapi, karena suatu hal yang menuntut koordinasi, mau ga mau saya share lah tentang kebaperan ini kepada mba Angel yang ditunjuk untuk kerjain program bareng.Untungnya dia mengerti dan ternyata menyimpan kebaperan yang sama. Hahahaha...

Ternyata memang setiap orang menyimpan kebaperannya masing masing. Dan menanganinya dengan cara yang masing masing jugak. Untungnya, saya adalah tipikial orang yang ga pendendam. Tipikal yang cenderung cepet lupa sama hal hal yang bikin marah atau bete. Kecuali kalo ada yg ngingetin. Ahak!

Eniwei, setelah seharian uring uringan dan overthink sendiri, bad day hari itu ditutup dengan hal manis. A compliment.

"Mbun, qtel kemaren ngobrol ama wartawan bisnis indonesia trus dia nanya nama anak humas yang tinggi pake kacamata itu siapa..katanya mukanya nyenengin banget, senyum terus trus kayaknya ramah banget sama orang"


Memang kadang kita suka kurang ngeh sama tindakan dan ucapan kita. Seorang teman pernah berkata, itulah mengapa kita harus berpikir sebelum ngomong dan bertindak. Karena kita ga tau bagaimana efek nya ke orang lain. So, be nice is really important.

Kadang ego atau gengsi seseorang bisa menahan dia untuk memberikan pujian ke orang lain. Jujur, Saya sendiri pernah mengalami itu. Misal,gengsi rasanya kalau harus muji sepatu baru teman ketika saya pun menginginkan sepatu itu namun ternyata lebih cocok jika dia yang pakai. Atau gengsi rasanya ketika muji rambut baru pixie cut seorang teman, yang membuatnya way way more beautiful, hanya karena cewe ini memang cantik dan it suit her very well. Atau gengsi muji kerjaan temen yang memang oke dan efisien, just because you think anyone can do it. Dan banyak gengsi - gengsi lainnya. Compliment, sekecil dan sesederhana apapun itu, pasti pasti dan pasti akan buat orang yang dipuji tersenyum dan senang. So, bikin orang laiun seneng juga ada pahalanya kan :) Asal jangan muji hanya untuk basa basi atau bohong. Well walaupun ini kadang perlu kalo lagi sosialisasi di lingkungan baru. Oops :). But don't do this to your friends. Bagus ya bagus, kurang bagus tetaplah kurang bagus. Tinggal masalah mengemas ucapannya aja biar ga menyinggung.

Sampe sekarang, I don't even know siapa yang dimaksud Qtel, 
tapi who knows ternyata hal sesederhana itu bisa bikin saya pulang dengan senyum.

:)