Aug 7, 2016

Pertemanan yang itu

Promised myself that this is gonna be my last post talking about this issue.
Berapa kali memang saya sering menceramahi diri sendiri dengan kalimat pasrah " ya udahlah..its time to moving on"

Tapi entah kenapa keegoisan itu masih cukup besar untuk sekedar pasrah. Walaupun memang keadaan ga akan mungkin bisa kembali seperti dulu lagi. Susah payah saya mencoba membongkar ingatan tentang apa yang sebenarnya terjadi, apa akar masalahnya, apa yang memulai hingga jadi seperti ini. tapi nihil, tetep ga ketemu..

Percakapan yang kadang muncul pun jadi terkesan basa basi dan fake abis. Dan saya ga suka. Jadi lebih baik saya stay silent aja dibanding harus basa basi. Suatu hubungan memang ga boleh dipaksakan, Ga boleh hanya satu pihak aja yang berjuang, harus sama sama. And i'm done. Sudah cukup rasanya berjuang untuk selalu memulai komunikasi, entah hanya sekedar menanyakan kabar, atau topik singkat lainnya. Mungkin memang saya bukan teman yang baik atau teman yang cocok.

Pada akhirnya, saya selalu berpegang pada "Some talk to you in their free time, and some free their time to talk to you". Cukup itu saja yang dijaga. Yaaah, walaupun kalau ngeliat update-an sosial media masih bete juga kadang kadang hahahaha sosial media emang penyakit :D

Maybe i'm not an easy person to be friends with :)

That's why I keep it simple from now on. Saya sudah cukup dewasa untuk bisa membedakan mana temen yang emang buat have fun ketawa tawa bareng doank, mana temen yang bisa diajak sharing pikiran, dan mana temen yang bisa diajak susah bareng.

Mark Twain said, 

"The more you growing up, your circle of trust is getting smaller".