Aug 22, 2015

tentang Harapan

Dua hari yang lalu serta pagi ini. Posting-an di halaman Path dari  tiga orang yang berbeda. Satu kesamaan subjek dari ketiganya, tentang Harapan.Begini bunyinya...


"Berapa lama kita harus menunggu?
Tergantung. Boleh sebentar, boleh selamanya. Hanya saja , gantungkan harapan tersebut bukan ke orangnya/sesuatu; gantungkan harapan tersebut kepadaYang Maha Menguasai hati. Tempat seluruh pengharapan akan kembali,Maka proses menunggunya boleh jadi berkah dan bermanfaat --pun kalau ujungnya tidak seperti yang kita inginkan di awal"

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya"


*slap slap*

Bulan ini buat saya memang menjadi bulan mengeluh. Mau lanjut kuliah, sedikit terhalang persyaratan, saya langsung mengeluh dan hilang semangat. Ide sendiri diakuin jadi ide orang lain, langsung ngeluh. Administrasi legalisir di kampus lelet banget, ngeluh. Berharap semuanya berjalan selancar dan sesimple yang saya inginkan. Ternyata disitu kayaknya saya disentil Yang punya kuasa. Harusnya saya serahkan semua pada Dia. Kalau memang jalannya untuk kuliah tahun ini, pasti akan terjadi. Amiin.

Tentang harapan. 
Saya akui, saya memang berharap banyak pada seseorang. Seseorang yang bahkan selalu menasehati saya untuk tidak menaruh harapan pada orang,karena saya akan kecewa. Tapi tetap saja saya berharap pada dia. Ternyata (sepertinya) Tuhan cemburu. Dalam doa setiap solat memang saya selalu berdoa untuk dia. Seharusnya saya berdoa untuk yang terbaik menurutNya. Saya harus berharap pada yang maha pengabul harapan.